Kirab Tumpeng sebagai Adat dan Budaya Jawa: Memelihara Warisan Luhur untuk Generasi Mendatang (Sebuah Catatan)

Oleh M. Syaiful Milal*) 

Di tengah gemuruh tari dan alunan musik tradisional. Desa Pandanmulyo kali ini terlihat ramai dan meriah oleh karena sedanag merayakan kirab tumpeng. Sebuah tradisi budaya Jawa yang telah dipelihara turun temurun. Kirab tumpeng tidak hanya sekadar acara pesta, tetapi juga sebuah ungkapan syukur dan rasa bersyukur atas berkah dan keberkahan yang diberikan oleh Tuhan.

Kirab tumpeng yang digelar pada Ahad (30/7/2023) itu, menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa, diadakan sebagai rangkaian kegiatan menyambut bulan Agustus sekaligus perayaan setiap tahun di bulan Suro. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan wasilah rasa syukur kepada leluhur.

Masyarakat dengan penuh semangat berpartisipasi dalam acara ini. Dengan mengenakan pakaian adat dan berbagai kostum khas daerah. Mereka membawa tumpeng-tumpeng yang berlapis-lapis warna, masing-masing melambangkan makna dan harapan yang berbeda.

Tumpeng sebagai simbol bentuk gunung dan puncak kejayaan, dipercaya sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan dan rezeki yang telah diterima. Tidak hanya itu, tumpeng juga mencerminkan kesatuan dan kebersamaan masyarakat dalam menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup. Setiap warga dengan penuh keikhlasan berpartisipasi dalam prosesi kirab tumpeng. Menjaga keutuhan budaya leluhur untuk dilestarikan bagi generasi mendatang.

Perjalanan kirab tumpeng dimulai dari perempatan RT 18 Dusun Jambu, membelah jalan-jalan desa dengan berbagai perhentian di tempat-tempat sentral hingga finising di Balai Desa Pandanmulyo. Selama prosesi berlangsung, suara kentongan dan gamelan mengiringi langkah-langkah para peserta, menghadirkan nuansa khusyuk dan religius dalam setiap momen.

Kegiatan Santunan Anak Yatim: Kasih Sayang dan Kebersamaan yang Menghangatkan Hati

Tidak hanya dipenuhi dengan warna dan riang gembira, perayaan kirab tumpeng di Desa Pandanmulyo juga menjadi wadah bagi kegiatan sosial. Salah satu kegiatan yang mendapat perhatian besar adalah santunan anak yatim, menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan rasa peduli kepada sesama.

Seiring dengan momen perayaan, masyarakat Pandanmulyo turut mengadakan acara santunan untuk anak-anak yatim yang berada di wilayah Desa Pandanmulyo. Anak-anak yatim itu disambut dengan kehangatan dan senyuman dari warga desa, membuktikan bahwa jiwa sosial dan persaudaraan tidak mengenal batas.

Pemerintaha Desa Pandanmulyo dan para warga dengan sukarela memberikan sumbangan dalam bentuk uang tunai, perlengkapan sekolah, buku, dan kue bingkisan. Kegiatan santunan ini menjadi wujud kepedulian dan upaya nyata dalam meringankan beban anak-anak, serta memberikan dukungan dan kasih sayang yang mereka butuhkan.

Merawat Tradisi dan Berbagi Kebaikan: Pesan Luhur dari Perayaan Kirab Tumpeng dan Santunan Anak Yatim

Perayaan kirab tumpeng dan santunan anak yatim di Desa Pandanmulyo bukanlah semata-mata acara seremonial. Tetapi menjadi simbol nilai-nilai kearifan lokal, solidaritas, dan rasa sosial yang tercermin dalam budaya Jawa. Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, masyarakat Pandanmulyo ingin menanamkan kearifan nenek moyang kepada generasi muda, agar nilai-nilai luhur tersebut terus hidup dan berkembang.

Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama yang tercermin dalam acara ini juga mengajarkan pentingnya berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan. Kegiatan santunan anak yatim menjadi momentum bagi warga desa untuk bersatu dalam aksi nyata, menghapuskan kesenjangan sosial, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan berempati.

Dengan acara kirab tumpeng dan santunan anak yatim yang berlangsung penuh kehangatan dan rasa kebersamaan, Desa Pandanmulyo telah menorehkan cerita inspiratif tentang bagaimana adat dan budaya dapat menjadi sarana memupuk rasa syukur, kepedulian, dan kasih sayang antarwarga serta memberikan sumbangsih positif bagi perkembangan sosial di masyarakat.

Salah seorang tokoh masyarakat, Bapak Damiri, mengutarakan rasa syukur atas berlangsungnya gelar budaya tersebut.

“Kami sangat bersyukur dapat merayakan peringatan suroan dan menyambut bulan kemerdekaan dengan penuh kebersamaan. Kirab tumpeng dan santunan anak yatim mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan rasa sosial kepada generasi muda. Semoga acara ini menjadi tradisi yang selalu dijaga dan berlanjut untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di sini,” pungkas dan harapnya mengakhiri catatan ini.

*) Penulis adalah Pendamping Lokal Desa Kecamatan Tajinan. Selain menulis dan menjadi pemberdaya desa, juga hobi membaca buku.