Kecamatan Singosari Gelar FGD Bareng Anggota DPRD Malang

 

 

Kantor Kecamatan dan Pemdes Se Kecamatan Singosari Gelar Focus Grup Discussion (FGD) Bareng Anggota DPRD Kabupaten Malang, Selasa (25/01/2022) kemarin.

FGD tesebut diselenggarakan oleh Kecamatan Singosari dengan menghadirkan pemateri dari anggota DPRD Kabupaten Malang komisi III, IV, V, serta tamu undangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang.

Mengusung tema “Membangun Kemandirian Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan dan Pengurangan Resiko Bencana di Kecamatan Singosari” FGD digelar di pendopo Kecamatan Singosari.

Tema itu diangkat sebab Singosari merupakan salah satu wilayah lokasi rawan bencana. Seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan kebakaran hutan yang sering terjadi di kaki lereng gunung Arjuna.

Adapun tujuan kegiatan tersebut, menurut Camat Singosari adalah agar warga Kecamatan Singosari serta perangkat desa sadar akan kewajiban merawat lingkungan sekitar, serta melek akan darurat bencana.

Setelah sambutan Camat Singosari, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari perwakilan BPBD Singosari untuk menyampaikan paparan gagasan.

Penyampaian gagasan yang sudah dibentuk oleh tim BPBD tersebut nantinya akan disampaikan kepada perwakilan perangkat desa. Hal itu dilakukan agar Pemerintah Desa ikut aktif dalam penanggulangan tanggap bencana.

Dalam penyampaiannya, Mas Dwi Tim BPBD, memberikan gagasan Desa tangguh bencana mandiri Desatana Mandiri.

Gagasan Desatana Mandiri, menurut Mas Dwi, dalamnya meliputi berbagai unsur masyarakat meliputi pemerintahan, media, mahasiswa dan perguruan tinggi agar selalu siap dan tanggap dalam menghadapi bencana, maupun pada saat sebelum terjadinya bencana.

Saat terjadi bencana dan pada saat pasca mengalami bencana, misalnya, dengan membentuk forum khusus. Yakni forum pengurangan resiko bencana mandiri, yang terdiri dari perangkat serta masyarakat desa sekitar untuk menjadikan bencana itu sebagai edukasi.

“Dengan pemahaman seperti ini, kita tidak lagi menganggap adanya musibah, sebagai sesuatu yang mengakibatkan desa tersebut mengalami degradasi atau keterpurukan terus menerus,” terangnya.

Usai penyampaian materi dari Tim BPBD, diskusi dilanjutkan dengan pemberian materi yang di sampaikan oleh para pemateri dari perwakilan DPRD komisi III, IV,  dan V Kab Malang.

Penyampaian pertama, dimulai dari, Dr. Tantri Bararoh, komisi III yang membahas sikap dan tindakan yang harus dilakukan pada saat bencana terjadi. Mulai dari sikap pola hati, pola fikir, pola laku dan pola tindakan, agar tidak sampai terjadi miskomunisai pada saat penanggulangan bencana.

Ia juga menyampaikan dukungannya terhadap program yang akan dilaksanakan oleh BPBD dan mengharapkan akan banyak adanya pelatihan-pelatihan secara khusus kepada masyarakat desa.

Penyampaian materi kedua, disampaikan oleh Dofic Soroanggomo, anggota komisi IV DPRD Kabupaten Malang.

Dalam FGD itu, ia menyampaikan pentingnya pelatihan bagi masyarakat akan tanggap bencana. Mulai dari sebelum, saat dan setelah bencana terjadi.

“Jangan hanya pada saat dan setelah bencana terjadi, baru kita tanggap bencana. Jika kita bisa mencegah, kenapa sebelum bencana terjadi, harus menunggu bencana dahulu baru kita bertindak,” terangnya.

Selain itu, lanjutnya, jika masyarakat desa sudah tanggap dan tangguh dalam mencegah terjadinya bencana, maka pada saat terjadi bencana yang di luar prediksi seperti angin puting beliung, maka masyarakat desa sudah siap dan sigap dalam menanggulangi bencana alam tersebut.

“Dengan demikian, desa tersebut bisa dikatakan sebagai Desa Tangguh Tanggap Bencana,” jelasnya.

Sementara itu, pada penyampaian materi terakhir oleh Drs. Abdul Rokim, anggota DPRD komisi IV Kab Malang, menyampaikan, agar selalu mengkaji bencana yang telah terjadi untuk dijadikan pelajaran.

Drs. Abdul Rokim yang merupakan anggota DPRD Fraksi PKB ini, juga menjelaskan, jika memang perlu menganggarkan pelatihan untuk masyarakat agar bisa lebih tanggap dalam menghadapi bencana, bisa diambil dari penyerapan angaran dana bantuan bencana yang ada dalam dana desa.

Sehingga dana tersebut bisa disalurkan secara maksimal dan tepat sasaran oleh pemerintah desa kepada masyarakat desa, untuk menjadikan desa tersebut desa tangguh dan tanggap bencana.

Setelah penyampaian materi terkahir maka acara tersebut di tutup dengan doa dan ramah tamah oleh seluruh perangkat desa se Kecamatan Singosari yang hadir pada acara tersebut. (Ilham Muhtadi)

*) Penulis adalah Pendamping Lokal Desa Kecamatan Singosari