Menetapkan target pelatihan agak sedikit detail dengan sama-sama memahami logical frame work (matriks perencanaan program)
Sesuai bidang/seksi yang ada di LPMD diskusi mengerucut pada persoalan pendidikan dan disabilitas. Dari dua isu ini penulis selaku pemandu kegiatan mengarahkan pada persoalan ketuntasan pendidikan anak sampai 12 tahun dan memberikan PR untuk pendataan penyandang disabilitas di desa.
Ini senada dengan arus program Desa Inklusi di lintas sektor Lembaga/Kementerian. Searah terpadu dengan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Awalnya terasa berat, tetapi setelah mempelajari dan memahami bersama-sama terkait tahapan yang harus dilewati untuk mengawal dua isu tersebut peserta menyepakati itu dan meyakini bisa.
Apa sih tahapan yang membuat peserta pelatihan berkeyakinan bisa merencanakan kegiatan untuk pencegahan dan penaggulangan anak putus sekolah.
1. Tahapan Persiapan
Tahapan ini penting untuk memetakan subyek (pelaku) dan obyek (lokus) sasaran program/kegiatan.
2. Tahapan Pengkajian (Assessment)
Tahapan ini LPMD mencoba membuat rumusan pertanyaan-pertanyaan kunci sebagai bahan identifikasi lokus sasaran. Berangkat dari feel need bukan need assumption.
3. Perencanaan alternatif program atau kegiatan.
Pada tahap ini LPMD sebagai lembaga penggerak mendiseminasi kegiatan/program tersebut kepada stake holder lain untuk sama-sama terlibat dalam perencanaan program. Metode partisipatif dalam merumuskan program tentu akan menambah kekuatan program.
4. Formalisasi Rencana Aksi
Menuliskan rencana kegiatan/program menjadi sebuah ToR atau Proposal akan membantu lembaga merealisasikan kegiatan atau programnya. Dengan adanya proposal dimungkinkan ada penyandang dan ingin terlibat membantu mensukseskan program.
5. Pelaksanaan program
Tahapan pelaksanaan merupakan tahapan awal perubahan/perbaikan pada lokus sasaran.
Brainwash, roleplay, pemaparan, diskusi terfokus dan case Study dapat memperkaya proses pembelajaran.
6. Monitoring dan Evaluasi
Tahapan evaluasi menjadi penting sebagai pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan program. Monitoring akan menjawab kesesuaian rencana dan pelaksanaan. Evaluasi menjawab berbagai kemungkinan hal-hal baru yg muncul saat pelaksanaan progam untuk mendekatkan pada tujuan.
7. Terminasi
Tahapan terminasi penting disampaikan untuk menjaga keberlangsungan program. Sebelum terminasi keder sudah terbentuk, perawat dari aset yang dibangun dipastikan ada dan sebagianya. Ini akan menjawab kegiatan di masyarakat dapat berjalan meskipun program habis.
Kegiatan ditutup dengan berbagai kesepakatan positif untuk membuat LPMD lebih berdaya. Kesepakatan positif tentu menjadi “modal” pembangunan, termasuk desa inklusif.
Dari sini kita mesti menyadari bahwa teknik fasilitasi dan seni-ketelatenan menemani masyarakat & piranti pembangunan desa sama pentingnya dengan niat baik dan komitmen positif. Barangkali demikian yang dimaksud juga dengan “profesionalitas” pendamping: capaiannya tak se-cekak terpenuhinya Daily Report Pendamping (DRP) Tenaga Pendamping Profesional (TPP).
*Khoirul “King” Anwar (Pendamping Desa/Koorcam Sumberpucung Malang)
(edt:win)
2 Comments