Rakor KPM: Persiapan Rembug Stunting dan Penguatan Peran Rumah Desa Sehat (RDS)

MALANG (Singosari)—Rapat Koordinasi (Rakor) Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang digelar baru-baru ini menyoroti sejumlah hal penting terkait upaya penurunan angka stunting di desa. Acara tersebut dihadiri oleh para Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa, Admin desa, dan perwakilan kecamatan.

Agenda utama pada Rakor tersebut adalah membahas kesiapan pelaksanaan Rembug Stunting yang akan dilaksanakan pada bulan Juni mendatang.

Dalam Rakor tersebut, masing-masing desa diminta untuk segera melengkapi Surat Keputusan (SK) KPM yang menjadi dasar legalitas pelaksanaan kegiatan. Selain itu, pemerintah desa bersama KPM diminta mempersiapkan data sasaran rembug stunting, seperti data balita, calon pengantin (catin), dan remaja putri.

Tidak hanya itu, progres keberadaan serta keaktifan Rumah Desa Sehat (RDS) juga menjadi perhatian utama agar usulan yang muncul dalam rembug stunting nantinya dapat dikawal hingga ke tahapan Musyawarah Perencanaan Desa (Musrenbangdes).

Rakor juga merinci kegiatan lanjutan pasca pertemuan ini, yakni pelaksanaan rembug stunting sebagai tahapan awal, dilanjutkan dengan rapat internal RDS, serta pengawalan atas setiap usulan hingga masuk dalam dokumen perencanaan desa oleh tim RDS.

Dalam sesi diskusi, sejumlah peserta menyampaikan capaian yang telah diraih oleh tim RDS dan KPM, namun juga tak luput membahas kendala yang dihadapi di lapangan. Beberapa tantangan yang diungkap antara lain belum tersedianya kantor kesekretariatan RDS dan sulitnya koordinasi antar anggota RDS dan KPM di beberapa desa.

Menutup kegiatan, Pak Widodo selaku perwakilan dari Kecamatan Singosari, memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan dan menyampaikan harapannya agar pelaksanaan RDS dapat berjalan maksimal.

“Kami berharap kegiatan RDS ke depan benar-benar berdampak dalam menurunkan angka stunting di desa serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya pada Kamis (15/5/2025).

“Rakor ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan desa untuk menciptakan generasi yang sehat dan bebas stunting,” imbuhnya. (ham/roy)