Aplikasi jangan sampai “membunuh” inisiasi-inovasi. Kita (TPP) bukan lah robot belaka.

 

 

Indeks Desa Membangun (IDM) adalah salah satu piranti untuk mengukur progres (capaian) Pembangunan. Di dalamnya mencakup parameter-indikator kunci baik yang wewenang/ampuan “Desa Membangun” (APBDesa) dan “Membangun Desa” (Supra Desa, utamanya APBD Prov-Kab/Kota).

Inputting data adalah awal langkah. Sukses dan apalagi cepat updating, mesti diikuti dengan pemanfaatan IDM menjadi pertimbangan dalam Perencanaan Pembangunan baik oleh Desa maupun Supra Desa.

“Kejujuran” dan profesionalitas dalam updating data menjadi bagian kunci kualitas representatif data IDM.

Semakin representatif alias “tak jauh panggang dari api”, kualitas (perencanaan) pembangunan itu semakin partisipatif-inklusif.

 

Bagi pelaku updating IDM, aplikasi pembacaan indeks ini mungkin sangat terkesan teknis sekali, padahal ini data strategis.

 

IDM dan SDGs di Desa tak hanya soal “pengisiaan teknis data/informasi” belaka.

Secanggih apapun tool teknologi informasi, kedudukannya secara prinsip adalah “membantu” manusia. Untuk efektifitas dan efisiensi.

Kehadiran aplikasi teknologi informasi tak sepatutnya dibarengi dengan ketiadaan peran kita (TPP) sebagai manusia, jangan sampai malfungsi atau hingga disfungsi. (Blaen. Tak berharga hidup ini)

Salam Pesan dari Gus Koorkab @win.elkinanti

 

~Sadar Data dari Desa~

MARI BERGERAK, MARI BERDAMPAK

#tppmalangsatujiwa