Gandeng CSR dalam Konvergensi Stunting di Desa, sebagai Ikhtiar Pendampingan “Bergerak-Berdampak”

Pelibatan semua pihak adalah kunci keberhasilan program nasional pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di Indonesia. Dalam Perpres 72/2021, Presiden menyebut bahwa Penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara Konvergen, Holistik, Integratif, dan berkualitas melalui kerjasama Multisektor.

Pemerintah Desa (Pemdes) Kasri Kecamatan Bululawang dan PT. Japfa Comfeed Indonesia melalui Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), mencoba merumuskan pola kerjasama yang sustainable untuk bersama-sama terlibat dalam Penurunan dan pencegahan stunting di Desa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata keterlibatan/kehadiran pihak Pemdes dan Swasta secara konvergen mewujudkan generasi emas Indonesia.

Pada pertemuan (awal) ini, dilakukan pembacaan dan pemetaan tentang kondisi (tipologi) desa, kesehatan masyarakat desa, pelayanan kesehatan, kondisi ekonomi masyarakat secara umum, balita dan bumil, hingga masalah yang dihadapi bersama di desa. Dengan menghadirkan TP-PKK Desa Kasri, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Kader Kesehatan, hingga stakeholder lain yang memiliki kepedulian (concern) kepada kesehatan dan pendidikan anak-anak di desa yang juga mempunyai platform “Kasri Online” ini.

Pertemuan yang dihadiri oleh Pak Agus Mulya  dari CSR Japfa, Bu Nabila Putri -Ketua Yayasan Bertani Untuk Negeri–salah satu yayasan milik PT. Japfa comfeed Indonesia yang bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan petani dan masyarakat (red: Keduanya datang langsung dari Jakarta dan langsung balik ke Jakarta/datang hanya khusus untuk pertemuan ini)–dan juga Pendamping Desa Kecamatan Bululawang ini menjadi gerak awal untuk menyusun langkah kecil bersama yang semoga berdampak besar bagi desa.

Dalam diskusi terarah antara  Kades-Japfa-Pendamping Desa, dirumuskan tentang apa, kapan, dan bagaimana kegiatan yang akan dilakukan dapat berkelanjutan (sustainable) dalam rangka fokus pada pencegahan dan penurunan stunting di Desa penghasil tempe ini. Karena kami tidak menginginkan kegiatan yang hanya bersifat parsial dan “sukur onok” (asal ada). Hingga disepakati kegiatan insyaallah akan dilaksanakan dalam 3-6 bulan.

Untuk pelaksanaannya ke depan, PT Japfa akan mengawali (fokus) pada satu-dua Desa sebagai pilot project di Provinsi Jawa Timur yang jika ini berhasil, maka akan menjadi best practice dan akan diterapkan di beberapa provinsi di Indonesia.

Tentang apa, kapan, dan bagaimana kegiatan itu dilakukan… tunggu episode berikutnya.

Sekedar info, PT. Japfa Comfeed Indonesia adalah perusahaan makanan agri  yang bergerak di bidang peternakan ayam, pembuatan pakan ternak, dan pengolahan unggas dan perikanan.

Sekian kabar pendampingan dari Bululawang: sebuah ikhtiar untuk menterjemahkan roadmap Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kemendesa PDTT Kabupaten Malang. Yaitu sebagaimana yang dicanangkan Koordinator Kabupaten, sejak catur wulan ke dua tahun 2021. Sebagaimana kata Korkab Winartono di banyak kesempatan bahwa: Pendampingan tak hanya ber-data belaka, mesti juga “Bergerak, Berdampak, dan Tebar Kabar Baik.”

Malang, 24/06/2022

~

*Kabar Pendampingan dari: M. Najih Muslim [Koorcam TPP Kec. Bululawang & Sekretaris Asosiasi Pendamping Desa (APDI) Kabupaten Malang]